DI usia yang sudah lanjut, banyak yang mengalami stres dan tekanan darah yang tidak menentu. Akibatnya, para lansia cenderung mengalami kesepian dan susah tidur. Untuk mengatasinya, salah satu hal yang dapat dilakukan ialah dengan light therapy atau terapi lampu.

Dengan metode light therapy, terbukti ampuh membuat lansia lebih stabil dan dapat beristirahat cukup tanpa harus menggunakan cara medis.

Alat sederhana ini diberi nama light box. Alat inilah yang digunakan untuk melakukan terapi yang diberi nama terapi lampu. Alat ini hanya terdiri dari lampu khusus berwarna biru yang diletakkan di dalam kotak, dan diberi penyetel waktu saat menyala.

Light therapy hanya dilakukan pada lansia yang berumur rata-rata 45 tahun hingga 90 tahun, memiliki insomnia, stres, dan depresi, serta memiliki tekanan darah tinggi.

Sebaiknya, terapi dilakukan mulai pagi hari. Sebelum dilakukan terapi, para lansia diperiksa tekanan darahnya, dan diukur suhu tubuh.

Selanjutnya, penderita dilakukan terapi awal. Penderita dibawa ke dalam ruangan dengan kondisi gelap tanpa ada sinar matahari. Terapi awal dilakukan untuk merangsang hormon melatonim. Hormon hanya dapat dihasilkan oleh kelenjar pineal di dalam otak dan pembentukannya akan dipicu oleh gelap.

Lalu, penderita diminta untuk memandang light box yang dinyalakan dan hanya berintensitas 200-2500 lux atau 2,5 watt selama kurang lebih 10 menit.

Usai terapi awal, lansia dapat beraktivitas seperti biasanya. Selanjutnya menjelang malam hari, kembali dilakukan pemeriksaan darah, dan pengukuran suhu tubuh. Selama istirahat malam ruangan dipasang lampu berwarna biru dengan kondisi tertutup selama 9 jam. Selama dilakukan terapi, penderita dilarang meminum obat-obatan.

Terapi lampu secara efektif dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Meski tampak sederhana, namun hanya dalam tiga hari sudah cukup membuahkan hasil.

Seperti yang terjadi pada Parsini. Nenek sebatangkara berusia 60 tahun ini mampu merasakan kelebihan terapi tersebut. Sebelum dilakukan terapi, nenek ini hanya tidur selama dua jam dalam sehari. Bahkan dia mengaku pernah tidak tidur hingga dua hari penuh.

Kini setelah dilakukan terapi selama tiga hari, Parsini sudah mengalami kwalitas tidur yang lebih baik, dan tekanan darah yang normal.

"Penemuan dan penggunaan terapi lampu dilakukan sekelompok mahasiswa kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, Jombang. Bermula dari sebuah penelitian di sekitar lingkungan melihat sejumlah orang utamanya lansia yang mengalami gangguan tidur," kata Parsini.

"Akibat orang yang susah tidur, mengalami pusing, tekanan darah tidak stabil, dan tidak nyaman selama menjalani aktivitas," kata salah seorang mahasiswa, Nurul Rohmatin.

Dikutip Oleh(Sholahudin/SUN TV/nsa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar